Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita lebih banyak kehilangan harapan hidup setelah mengalami serangan jantung dibandingkan dengan pria. Studi yang dilakukan oleh para ahli kesehatan dari Universitas Oxford menemukan bahwa wanita yang selamat dari serangan jantung memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dalam jangka panjang.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 180.000 pasien yang telah mengalami serangan jantung dan dipantau selama 10 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita memiliki risiko kematian yang 20% lebih tinggi dalam 10 tahun setelah serangan jantung, dibandingkan dengan pria.
Para peneliti meyakini bahwa perbedaan ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti perawatan medis yang berbeda antara wanita dan pria, serta perbedaan biologis dalam respons tubuh terhadap serangan jantung. Wanita cenderung memiliki gejala yang lebih samar dan seringkali tidak segera mendapatkan perawatan medis yang diperlukan, sehingga risiko kematian mereka lebih tinggi.
Temuan ini menunjukkan pentingnya meningkatkan kesadaran akan risiko serangan jantung pada wanita, serta meningkatkan akses mereka terhadap perawatan medis yang tepat. Wanita perlu lebih waspada terhadap gejala serangan jantung dan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala seperti nyeri dada, sesak napas, dan sakit leher atau punggung.
Dengan upaya pencegahan yang tepat dan perawatan medis yang adekuat, diharapkan wanita dapat mengurangi risiko kematian setelah serangan jantung dan mendapatkan harapan hidup yang lebih panjang. Semua pihak, baik pemerintah, tenaga medis, maupun masyarakat, perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran akan risiko serangan jantung dan meningkatkan akses terhadap perawatan medis yang berkualitas bagi wanita.